Senin, 02 Maret 2009

percikanide

REMAJA MUSLIM VS VALENTINE’S DAY

Ssst…stt! Bacanya jangan keras-keras!

Lho kenapa?

Udah, poko’e jangan!

Minjiling14 Fibriiri idih inggik ising ligi iring-iring tiritimi rimiji ngibiciriin vilintini’s diy. Kili pimbiciriinnyi minilik vilintini’s diy, it’s ik! Bit, kili pimbiciriinnyi birincini ngiriyiin vilintini’s diy, ih ni! Siy ni ti vilintin!” *

Capek ya bacanya? : )

Makanya jangan keras-keras, nanti orang sekitar mencap kamu udah punya kelainan. Ok dech, kita damai buat ngabahas Remaja Muslim Vs Valentine’s Day.

Muslim seorang bagi, perbuatannya segala terlepas tidak dari hukum ( syari’at) dan wajib mengetahui ia perbuatan hukum itu suatu sebelum tersebut perbuatan dilaksanakannya.*

Lhoo, koq makin hancur siiicch?

Eii…ttt..tt..tunggu! tunggu! Jangan lari dulu! Tuntaskan dulu dunkz bacaannya!

It’s serious!

Banyak di antara kita yang tidak sadar selama ini, apa yang digandrungi ternyata adopsi dari budaya Barat yang notabene kebanyakan produk dari kaum Kristiani. Yup! Salah satunya valentine’s day! Dengan bangganya pula menyuarakan , “Valentine’s day…! Valentine’s day..!” uuuh malu-maluin aza! Lucu banget khan, remaja muslim lebih bangga-banggain produk orang lain, sedangkan produk Islam (bagian dari intesitas kita) dilupakan begitu saja.

Pada umumnya yang ngerayain valentine adalah remaja yang ingin dianggap gaul dan emang udah punya ‘kekasih hati’. Jadi, biar hubungannya lebih romantis, ya mesti ikut ngerayain valentine. Gitu kate mereka.

Trus kate kite – remaja muslim – mengenai Valentine, ape? Ya itu tadi, tindakan kita itu harusnya terlebih dahulu dilihat pake lensa Islam. Kalau Islam mandang itu jelek, ya tinggalin dunkz itu valentine. Dan sebaliknya jika ada sesuatu yang dianggap Islam baik, maka jangan tunda-tunda laksanain aza.

Kalau hari gini masih berniat mo ngerayain valentine, iiih mikir sembilan kali dulu dech. Mudhoratnya terlalu banyak, guyz. Pertama, kita akan dicap golongan mereka (Kristiani).Eeh, koq bisa? Khan kita lahir dari keluarga muslim, KTP juga menyebutkan kalau situ penganut agama Islam, dan sholat dikerjain meski kadang-kadang belang. Biar gini-gini gak bakalan mau dicap ama yang begituan!

Makanya, ingat nich hadis, “ Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan tersebut” (H.R Abu Daud).

Ni dia asal muasal Valentine: ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang valentine. Pertama, pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St. Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya. Jadi, untuk mengenang St. Valentine, masyarakat pada saat itu merayakannya dengan pesta pora (pesta minuman keras dan pesta sex ) setiap tahunnya. Makanya, tiap perayaan valentine itu tidak mengherankan lagi angka terenggutnya ‘kesucian’ wanita meningkat.

Versi kedua menyebutkan bahwa raja Claudius memandang bahwa para bujangan yang belum menikah lebih dapat diandalkan daripada laki-laki yang telah menikah, maka keluarlah surat edaran yang melarang setiap laki-laki untuk menikah. Tetapi, St. Valentine menolak hal tersebut. Secara diam-diam ia tetap menikahkan orang lain sampai suatu ketika diketahui pihak kerajaan. Dapat ditebak, riwayat Valentine berakhir. Namun, sebelum berakhir di tiang gantungan ia masih sempat menulis kartu ungkapan perasaannya terhadap putri seorang penjaga penjara, gini nih bunyinya “Dari yang tulus cintanya, Valentine”. Sebagai ungkapan rasa terima kasih mereka terhadap valentine sebagai ‘pahlawan yang memperjuangkan cinta dan kasih’ maka setiap tahunnya mereka merayakanannya.

Cukup dua versi saja ya, sebab pada hakikatnya sejarah perayaan valentine adalah sebentuk perayaan terima kasih mereka atas pendeta St. Valentine – Bapak simbol cinta dan kasih – yang telah merelakan dirinya di tiang gantungan demi melawan perintah Claudius pada saat itu.

Kalau kite-kite udah pada tahu sejarah valentine, tapi tetap mau ngerayainnya siap-siap dech dikasih predikat orang yang zalim. Firman Allah:

“…Sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu (keterangan-keterangan), sesungguhnnya kalau demikian kamu termasuk golongan orang-orang yang zalim” (al-Baqaroh: 145).

Zalim di sini adalah kita menyiksa diri kita sendiri. Baik dengan kemurkaan Allah di dunia maupun azab. Mudhorat (kerugian) lainnya dari perayaan valentine:apa yang kita berikan sebagai hadiah gak akan bernilai pahala di sisi Allah lagi karena sudah terkontaminasi dengan niat lain – karena valentine’s day, mending uang buat hadiah/bingkisan or biaya untuk rayain valentine’s day dialihkan kepada kebutuhan lain, trus hati kita sudah tentu semakin jauh dari Allah karena kita menyengaja melanggar larangan Allah.

Trus ada yang nanya, “ Gimana kalo orang lain yang berikan bingkisan ucapan valentine’s day” kepada kita. Gak mungkin khan bingkisannya dibuang begitu saja, mubazir atuh. Solusi untuk yang demikian: kamu balik kirim bingkisan yang lebih menarik tapi bukan ngucapin selamat valentine’s day, tapi coba saja kirim bersama kata-kata taujih yang menyentuh dan selipkan dalam Islam itu tidak ada valentine’s day. No valentine’s day ini Islam!

Sudah saatnya segala pikiran dan tindakan kita ditilik melalui lensa ajaran Islam nan mulia. Kapan lagi kita memulai untuk menjadi muslim kaaffah, kalau hal yang demikian – valentine’s day – kita masih geruh.

Allohumma, ampuni diri kami yang lalai di tengah arus dunia-Mu

Wahai Rasul, maafkan kami yang telah banyak melupakan khazanah yang kau tinggalkan

Maafkan kami yang lebih mencintai dunia dan perniknya dari dirimu…

*Menjelang14 Februari udah enggak asing lagi orang-orang terutama remaja ngebicarain valentine’s day. Kalo pembicaraannya menolak valentine’s day, it’s ok! But, kalo pembicaraannya berencana ngerayain Valentine’s day, oh no! Say no to valentine!”

*Bagi seorang Muslim, segala perbuatannya tidak terlepas dari hukum ( syari’at) dan ia wajib mengetahui hukum suatu perbuatan itu sebelum perbuatan tersebut dilaksanakannya

Ruang Pelita, Padangsidimpuan

220109:

1 komentar: