Rabu, 25 Maret 2009

Poetries

Segaris Jejak Pilu di Mata


mengatup mata mendekap gemuruh luka perih

terlalu berdarah bila dibasuh

tak pernah dan tak akan

menggugat pada Pemilik pertama hingga akhir

“Kenapa harus sekeras ini hempasannya…?”

dipersilah tuk teriak

rumput menari tak lelah mengelus mata merah

desau angin rela meningkahi keluh pasrah

jejak-jejak pilu akan terhapus sendiri

hanya segaris

saat dengan agak paksa menanam ‘itikad

“Allah menyayangimu penuh…”

Ada Bekas Hitam di Keningmu


Kurasa ini bukti

malam sering berdua

bermesraan di pekat malam

bernuansa rahmat

Hiitam bukan sempurna

Menaiki sedikit ke perjumpaan alis

Teduh dan entah mengapa indah terlukis

Hanya bekas hitam

bukan sempurna

kenangan dari Dia

;kuyakin bekas rengkuh sujud panjangmu

Tertawakan Saja


Hidup getir

tak kurang dan lebih

tak mesti disesali

tertawakan saja

menyingkir air mata

karena air mata milik Allah

dan ia punya hak menangis atas dosa berkelindan

bukan untuk meratapi takdir

Ruang Pelita, Padangsidimpuan

240309; Saat senja mulai turun



wah ana koq tidur ya, maybe kelelahan....habis ndaki dari atas...

ni waktu mau pulang SWIS (Studi Wisata Alam) LDK-UI STAIN PSP...

adik-adik jalannya dicepetin dikit dunkz...kita dah ketinggalan..
kali ni mohon seperti Asma' yang jalannya cepat..ya...

Selasa, 10 Maret 2009

SUMPAH PEMUDA DAN IDEALISME PEMUDA

SUMPAH PEMUDA DAN IDEALISME PEMUDA

Di satu pojok gang sekelompok pemuda asyik mengisap ganja, shabu, dan heroin. Beberapa meter di depannya berdiri sebuah mall, naik ke lantai tiga mata langsung tertumbuk pada pemandangan sekelompok pemudi dengan pakaian super tat (baca: ketat) dan terbuka tertawa cekikikan bersama pasangannya. Kemudian, di tengah kampus di bawah pohon rindang duduk melingkar empat pemuda yang bersitegang membela organisasinya masing-masing. Mengaku oraganisasi ini lebih bagus dibanding itu, mengklaim oragnisasi x lebih lurus dari y.

Itulah potongan kecil bagaimana kondisi pemuda belakangan ini. Ini masih parsial (sebagian). Masih pengamatan sekilas. Coba kalau survey dilaksanakan secara in, pasti masalah-masalah di dasaran akan muncul ke permukaan. Betapa kondisinya mengenaskan. Perlahan tapi pasti celah-celah destruktif pada pemuda (termasuk juga pemudi) semakin melebar, sepertinya akan meniru kondisi pemuda-pemudi di Barat.

Demikian-pun, kondisinya tidak bisa dipukul rata atas semua pemuda. Masih banyak pemuda yang berbenah diri untuk kesuksesan dirinya, keluarganya, dan bangsanya. Walau yang lain buruk, mereka berusaha menjadi yang terbaik diantaranya. Siapa tahu dengan keberadaan mereka menjadi penawar buat kondisi yang keruh. Tidak pernah lelah memperbaiki diri.

*****

Renungan Perjuangan Ikrar Sumpah Pemuda

Mata dan telinga kita mungkin sudah panas saking seringnya menerima informasi bahwa sejarah adalah cermin dan mahaguru yang terbaik untuk membangun masa depan yang jaya. Seperti kata seorang sejarawan Inggris, Sir John Robert Seeley, “We study history that we may be wise for the event” (Sigmun MD, Peranan Pemuda dari Sumpah Pemuda sampai Proklamasi, Bina Aksara).

Mau tidak mau, kita memang mesti sering-sering mengkaji ulang sejarah sebab secara tidak tersadar kita diingatkan kembali mengenai bait-bait sejarah yang sarat makna dan dituntun secara bijak menyikapi kehidupan ini. Al-Qur’an saja sebagai tuntunan utama kita dalam menjalani hidup ini banyak yang bernuansa sejarah. Kajian masa lalu kerap diajadikan gambaran i’tibar buat kehidupan masa kini.

Delapan puluh tahun sudah secara tegas dan konkret Sumpah Pemuda dicetuskan dan diikrarkan, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928 silam. Seberapa besar pengaruhnya ketika waktu bersejarah (Pengikraran Sumpah Pemuda) itu diperingati tiap tahunnya terhadap jiwa kepemudaan kita? Atau, adakah kesadaran itu muncul untuk memberikan yang terbaik buat tanah air tercinta tatkala membaca sejarah perjuangan para pemuda membangun pondasi meraih kemerdekaan?

Generasi muda 1928 mampu belajar dan menyadari keadaan “devide et impera”nya kaum penjajah Belanda hanya dapat dilumpuhkan dengan dengan persatuan dan kesatuan nasional Indonesia. Sehingga pada tanggal 28 Oktober 1928 mereka berhasil menciptakan senjata “trisula”, yakni sebilah tombak yang bermata tiga: Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa. Inilah yang menggelorakan semangat para pemuda bahkan dada seluruh rakyat Indonesia untuk memperjuangkan bangsanya dari cengkeraman penderitaan akibat kezaliman. Dan, kita sekarang ini mampukah kita belajar mencari jalan keluar dari krisis multidimensional yang melingkupi negara ini sehingga sejarah tergores atas usaha kita?

Bukankah sepatutnya kita bersyukur atas Rahmat Allah kemudian menghargai hasil perjuangan yang gemilang para pemuda untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda tersebut? Bangsa Indonesia menjadi SATU BANGSA, mempunyai SATU TANAH AIR (tanah air Indonesia) dan menjunjung SATU BAHASA (bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan). Lihatlah bekas jajahan Inggris yang terpecah-belah menjadi beberapa negara: India, Pakistan, Bangladesh, dan Srilanka. Bekas jajahan Perancis teburai juga menjadi beberapa negara; Laos, Kamboja, dan Vietnam. Meskipun bangsa Indonesia yang memiliki beribu pulau dan diisi oleh ratusan suku bangsa dijajah Nederlandsch Indie (Belanda) namun kita masih tetap satu bangsa yang mempunyai satu tanah air dan satu bahasa.

Posisi Pemuda Dalam Kehidupan Berbangsa Saat Ini

Pemuda; PEnuh MUatan iDeAlisme. Memang benar. Namun, bagaimana eksistensi idealisme pemuda bertahan dalam peran fungsinya mendukung penyelenggaraan negara yang bersih? Bersih dari korup dan kerabat-kerabatnya. Bersih dari degredasi moral yang membooming. Bersih dari muatan politik belaka.

Idealisme yang selama ini tumbuh untuk berperan teguh di dalam perjuangan “bersih-bersih” di atas sering tidak teraktualisasi optimal oleh pemuda-pemudi ketika mereka berinteraksi dengan kekuasaan dan kelompok-kelompok kepentingan politik. Dapat diakui bahwa peran dan fungsi kepemimpinan pemuda sekarang berada pada fase ujian berat dan kritis untuk tetap tampil menjadi tulang punggung bangsa dalam mengawal perjalanan reformasi. Karena pemuda relatif disibukkan oleh ‘perang’ pemikiran hingga berimbas kepada sikap yang serba teledor. Pemuda dan pemudi yang easy be going to bertebaran di mana-mana. Perilaku-perilaku menyimpang juga sering terjadi. Bukankah ini turut mengoyak –moyak keadaan bangsa? Akan terjadi pula kelangkaan dan mandulnya ide cemerlang dari pemuda masa kini yang akan menjadi ladang subur tumbuh dan berkembangnya praktik korupsi dan tindakan jahat lainnya.

Kiranya ikrar Sumpah Pemuda Indonesia,

PERTAMA : KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA
MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU, TANAH AIR INDONESIA
KEDUA : KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA,
MENGAKU BERBANGSA YANG SATU, BANGSA INDONESIA
KETIGA : KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA
MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA
Batavia ( Jakarta), 28 Oktober 1928 (Ejaannya disesuaikan dengan EYD)

bukan hanya sekedar teks yang diulang-ulang ketika memperingatinya. Namun lebih dari sekedar itu, bisa menyemai kembali kesadaran yang tertimbun untuk membangun bangsa ini. Kini dan esok menanti perjuangan pemuda dengan keberanian untuk berikrar membebaskan rakyat dari bentuk kezaliman dan keterpurukan.

Ruang Pelita, Padangsidimpuan

14 Okt 08, 01:15




Senin, 02 Maret 2009

percikanide

REMAJA MUSLIM VS VALENTINE’S DAY

Ssst…stt! Bacanya jangan keras-keras!

Lho kenapa?

Udah, poko’e jangan!

Minjiling14 Fibriiri idih inggik ising ligi iring-iring tiritimi rimiji ngibiciriin vilintini’s diy. Kili pimbiciriinnyi minilik vilintini’s diy, it’s ik! Bit, kili pimbiciriinnyi birincini ngiriyiin vilintini’s diy, ih ni! Siy ni ti vilintin!” *

Capek ya bacanya? : )

Makanya jangan keras-keras, nanti orang sekitar mencap kamu udah punya kelainan. Ok dech, kita damai buat ngabahas Remaja Muslim Vs Valentine’s Day.

Muslim seorang bagi, perbuatannya segala terlepas tidak dari hukum ( syari’at) dan wajib mengetahui ia perbuatan hukum itu suatu sebelum tersebut perbuatan dilaksanakannya.*

Lhoo, koq makin hancur siiicch?

Eii…ttt..tt..tunggu! tunggu! Jangan lari dulu! Tuntaskan dulu dunkz bacaannya!

It’s serious!

Banyak di antara kita yang tidak sadar selama ini, apa yang digandrungi ternyata adopsi dari budaya Barat yang notabene kebanyakan produk dari kaum Kristiani. Yup! Salah satunya valentine’s day! Dengan bangganya pula menyuarakan , “Valentine’s day…! Valentine’s day..!” uuuh malu-maluin aza! Lucu banget khan, remaja muslim lebih bangga-banggain produk orang lain, sedangkan produk Islam (bagian dari intesitas kita) dilupakan begitu saja.

Pada umumnya yang ngerayain valentine adalah remaja yang ingin dianggap gaul dan emang udah punya ‘kekasih hati’. Jadi, biar hubungannya lebih romantis, ya mesti ikut ngerayain valentine. Gitu kate mereka.

Trus kate kite – remaja muslim – mengenai Valentine, ape? Ya itu tadi, tindakan kita itu harusnya terlebih dahulu dilihat pake lensa Islam. Kalau Islam mandang itu jelek, ya tinggalin dunkz itu valentine. Dan sebaliknya jika ada sesuatu yang dianggap Islam baik, maka jangan tunda-tunda laksanain aza.

Kalau hari gini masih berniat mo ngerayain valentine, iiih mikir sembilan kali dulu dech. Mudhoratnya terlalu banyak, guyz. Pertama, kita akan dicap golongan mereka (Kristiani).Eeh, koq bisa? Khan kita lahir dari keluarga muslim, KTP juga menyebutkan kalau situ penganut agama Islam, dan sholat dikerjain meski kadang-kadang belang. Biar gini-gini gak bakalan mau dicap ama yang begituan!

Makanya, ingat nich hadis, “ Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan tersebut” (H.R Abu Daud).

Ni dia asal muasal Valentine: ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang valentine. Pertama, pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St. Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya. Jadi, untuk mengenang St. Valentine, masyarakat pada saat itu merayakannya dengan pesta pora (pesta minuman keras dan pesta sex ) setiap tahunnya. Makanya, tiap perayaan valentine itu tidak mengherankan lagi angka terenggutnya ‘kesucian’ wanita meningkat.

Versi kedua menyebutkan bahwa raja Claudius memandang bahwa para bujangan yang belum menikah lebih dapat diandalkan daripada laki-laki yang telah menikah, maka keluarlah surat edaran yang melarang setiap laki-laki untuk menikah. Tetapi, St. Valentine menolak hal tersebut. Secara diam-diam ia tetap menikahkan orang lain sampai suatu ketika diketahui pihak kerajaan. Dapat ditebak, riwayat Valentine berakhir. Namun, sebelum berakhir di tiang gantungan ia masih sempat menulis kartu ungkapan perasaannya terhadap putri seorang penjaga penjara, gini nih bunyinya “Dari yang tulus cintanya, Valentine”. Sebagai ungkapan rasa terima kasih mereka terhadap valentine sebagai ‘pahlawan yang memperjuangkan cinta dan kasih’ maka setiap tahunnya mereka merayakanannya.

Cukup dua versi saja ya, sebab pada hakikatnya sejarah perayaan valentine adalah sebentuk perayaan terima kasih mereka atas pendeta St. Valentine – Bapak simbol cinta dan kasih – yang telah merelakan dirinya di tiang gantungan demi melawan perintah Claudius pada saat itu.

Kalau kite-kite udah pada tahu sejarah valentine, tapi tetap mau ngerayainnya siap-siap dech dikasih predikat orang yang zalim. Firman Allah:

“…Sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu (keterangan-keterangan), sesungguhnnya kalau demikian kamu termasuk golongan orang-orang yang zalim” (al-Baqaroh: 145).

Zalim di sini adalah kita menyiksa diri kita sendiri. Baik dengan kemurkaan Allah di dunia maupun azab. Mudhorat (kerugian) lainnya dari perayaan valentine:apa yang kita berikan sebagai hadiah gak akan bernilai pahala di sisi Allah lagi karena sudah terkontaminasi dengan niat lain – karena valentine’s day, mending uang buat hadiah/bingkisan or biaya untuk rayain valentine’s day dialihkan kepada kebutuhan lain, trus hati kita sudah tentu semakin jauh dari Allah karena kita menyengaja melanggar larangan Allah.

Trus ada yang nanya, “ Gimana kalo orang lain yang berikan bingkisan ucapan valentine’s day” kepada kita. Gak mungkin khan bingkisannya dibuang begitu saja, mubazir atuh. Solusi untuk yang demikian: kamu balik kirim bingkisan yang lebih menarik tapi bukan ngucapin selamat valentine’s day, tapi coba saja kirim bersama kata-kata taujih yang menyentuh dan selipkan dalam Islam itu tidak ada valentine’s day. No valentine’s day ini Islam!

Sudah saatnya segala pikiran dan tindakan kita ditilik melalui lensa ajaran Islam nan mulia. Kapan lagi kita memulai untuk menjadi muslim kaaffah, kalau hal yang demikian – valentine’s day – kita masih geruh.

Allohumma, ampuni diri kami yang lalai di tengah arus dunia-Mu

Wahai Rasul, maafkan kami yang telah banyak melupakan khazanah yang kau tinggalkan

Maafkan kami yang lebih mencintai dunia dan perniknya dari dirimu…

*Menjelang14 Februari udah enggak asing lagi orang-orang terutama remaja ngebicarain valentine’s day. Kalo pembicaraannya menolak valentine’s day, it’s ok! But, kalo pembicaraannya berencana ngerayain Valentine’s day, oh no! Say no to valentine!”

*Bagi seorang Muslim, segala perbuatannya tidak terlepas dari hukum ( syari’at) dan ia wajib mengetahui hukum suatu perbuatan itu sebelum perbuatan tersebut dilaksanakannya

Ruang Pelita, Padangsidimpuan

220109: